Sebut
saja namaku Haryani, saat menikah aku tidak tahu kalau ternyata suamiku
masih berstatus suami sah orang lain, namun belakangan kuketahui nasi
sudah menjadi bubur. Pada akhirnya dia pun mengakui kalau sudah punya
anak isteri, namun apalah artinya aku yang lemah dan bodoh ini jika
harus bersikeras untuk menuntutnya. Kendatipun aku tahu akan sangat
menyakiti isteri sahnya, jika ia mengetahui. Suamiku adalah seorang
perwira yang mempunyai kedudukan penting di sebuah propinsi (tidak
kusebut tempatnya). Usianya sudah mencapai 55 tahun dan aku sendiri baru
mencapai 27 tahun. Fasilitas yang diberikan dan ketakutanku lah yang
membuatku sangat tak berdaya untuk menentang keberadaanku. Aku dibelikan
sebuah villa yang sangat mewah yang terletak tidak begitu jauh dari
kota tempat suamiku bertugas. Semua fasilitas yang diberikan kepadaku
sangatlah mewah bagiku, aku mendapatkan sebuah mobil pribadi, telepon
genggam dan perangkat entertainment di rumah. Namun ini semua ternyata
masih kurang, aku ingin punya momongan, aku ingin dicintai dan
disayangi. Kenyataannya aku hanya tempat persinggahan saja. Belakangan
kudengar bahwa suamiku juga punya WIL lain selain aku, malahan kadang ia
juga jajan kalau sedang keluar kota, kabar ini kudapatkan dari isteri
ajudannya sambil wanti-wanti agar aku tutup mulut. Aku sendiri memang
sudah kenal dekat dengan keluarga ajudan suamiku, namun demikian sampai
saat ini rahasia ini masih tersimpan cukup rapi. Bagaimanapun juga aku
kesal dan sedih dengan kondisi seperti ini, sehingga timbul niatku untuk
berperilaku serupa.
Pada suatu hari suamiku bertindak ceroboh dengan menitipkan anak
bungsunya kepadaku, beliau memperkenalkanku sebagai ipar ajudannya. Anak
itu memanggilku Mbak maklum dia masih SMP dan usinya pun masih 14
tahun. Wajahnya, perilakunya persis bapaknya, nilai kesopanannya agak
kurang bila dibanding dengan anak-anak di kampungku. Maklumlah ia adalah
anak pejabat tinggi. Jam 21.00 bapaknya telepon, meminta Alex (sebut
saja nama anak itu begitu) untuk tidur di rumah karena bapak ada urusan.
Aku jadi curiga pasti dia ada kencan dengan orang lain. Alex pun belum
tidur, ia lagi asyik nonton televisi di ruang keluarga. Akhirnya timbul
niat burukku untuk memperdaya Alex, namun bagaimana caranya? aku
dihadapkan pada jalan buntu. Akhirnya spontan kumasukkan VCD-VCD porno
ke dalam player untuk saya hidangkan kepada Alex. Aku hidupkan oven
selama 3 menit yang kebetulan isinya adalah daging yang sudah masak
sejak siang tadi. Langsung saja kurayu dia untuk menyantapnya sehingga
kami pun menyantap daging panggang dan sambal kecap bersama-sama. Sambil
basa-basi kutanyakan sekolahnya, tampaknya kemampuannya di sekolah
biasa-biasa saja, terbukti dengan kekurang antusiasannya bicara tentang
sekolah. Ia lebih suka bicara tentang video game dan balap motor.
Kupegang tengkuknya dan kupijit sambil kukatakan, “Kamu pasti capek,
sini Mbak pijitin..” Dia pun diam saja, maklum dia adalah anak yang
manja. Kuraih remote control dan kutekan play untuk CD yang pertama,
film-filmnya adalah jenis vivid dengan tema seks yang cukup halus.
Tampaknya Alex sangat menyukainya, ah pucuk di cinta ulam pun tiba.
Sambil kupijit sekujur tubuhnya, kuamati roman mukanya. Kukatakan tidak
usah malu, karena itu hanya film saja (tidak sungguhan). Muka Alex
tegang, setiap ada adegan orang berpelukan (cuma berpelukan) aku suruh
dia telentang untuk pijatan bagian depan. Sambil telentang Alex tetap
memperhatikan film yang tampaknya mulai disukainya itu. Kini acara di
film mulai ke adegan yang cukup panas, seorang wanita melepas pakaiannya
sehingga tinggal pakai celana dan BH dalam saja. Alex semakin tegang
dan agak kupercepat tanganku mengarah ke pangkal pahanya. Pura-pura
kupijit pahanya dengan menyentuh kemaluannya, dia terkejut ketika
kemaluannya yang tegang kesentuh tanganku. Pucat pasi mukanya, namun
kunetralisir dengan mengatakan “Tenang Alex, semua orang sama, adalah
hal yang sangat wajar bila seseorang terangsang. Karena semua orang
mempunyai nafsu.” “Malu Mbak”, jawab Alex. Kalau orang banyak malu, tapi
Alex kan sendirian cuma sama Mbak. Mbak nggak malu kok. Dengan berkata
demikian kubuka bajuku sehingga aku hanya pakai BH saja. Akupun heran
juga kagum, anak seumur dia juga bisa tegang dan tampak tidak berdaya,
jauh dari sikap sehari-hari yang agak arogan. Namun aku mulai
menyukainya tanpa memikir yang jauh ke depan mengingat bapaknya sendiri
juga berbuat serupa terhadap saya. Film terus berputar, tubuh Alex
terasa hangat malah aku khawatir kalau dia sakit, dia tampak pucat entah
takut apa bagaimana, aku tidak tahu.
Alex hanya melirik buah dadaku tanpa berani menatap langsung, dia tetap
memperhatikan film dengan seksama. Saat kupegang lagi kemaluannya dia
hanya diam saja, tak kusia-siakan kesempatan ini kuremas kemaluan yang
berukuran agak kecil itu. Akupun sudah tidak memperhatikan film lagi,
kubuka celana Alex dan kuperhatikan kemaluannya. Tampak bersih dan mulai
ditumbuhi bulu-bulu halus, aku semakin bernafsu melihatnya. Langsung
kuterkam dengan mulutku dan kumulai menjilatnya, Alex hanya terdiam
sambil kadang pinggulnya bergerak menikmatinya. Kuhisap kemaluannya dan
dia pun teriak Uh.. Mbak.. kubiarkan anak kecil itu menggelinjang,
kubimbing tangannya ke payudaraku. Ah, dia malah meremas kuat sekali.
Kumaklumi dia sangat lugu dalam hal ini, aku tidak menyesal malah
menyukainya. Aku hisap terus, dia pun semakin bergerak tidak karuan
sambil teriak-teriak ah, uh, ah, uh. Kemudian dia teriak keras sambil
tubuhnya gemetar disusul oleh cairan hangat dari kemaluannya. Aku telan
cairan asin dan pekat ini tanpa rasa jijik sedikit pun, dan dia pun diam
lemas terkulai. Kupeluk dia, dan kubisikkan kata-kata, “Enakkan”,
sambil aku tersenyum, dia balas pelukanku dan hanya bicara “Mbak..” Aku
bimbing dia ke kamar mandi dan kumandikan dengan air hangat, burung
kecilku masih tidur dan aku yakin nanti akan bangun lagi.
Kemudian kami pun tidur bersama di depan televisi di atas karpet, dia
tampak kelelahan dan tidur pulas. Aku pun puas meski tidak sampai
coitus. Menjelang subuh aku bangun, dan kulihat dengan seksama tubuh
Alex yang sedang tidur telanjang. Nafsuku bangkit lagi dan kucoba
membangunkan burung kecil itu, ternyata berhasil dan kuulangi lagi
perbuatan tadi malam dengan pertambahan Alex meningkatkan variasi
permainan. Tampaknya Alex mulai mengikuti naruninya sebagai makhluk
bernafsu, ia mungkin meniru adegan film tadi malam. BH-ku dibuka dan
dijilati, aku pun merasakan kenikmatan dari anak bau kencur, kubayangkan
anak dan bapaknya mengerjaiku seperti sekarang, ah tak mungkin. Aku
tuntun tangan Alex ke kemaluanku yang sejak tadi malam belum tersentuh
sama sekali. Kubimbing tangannya menggesek-gesek kemaluannya dan ia pun
memahami keinginanku. Gerakan-gerakan Alex dan servicenya kepadaku masih
sangat kaku, mungkin perlu beberapa kali aku melatihnya. Tiba-tiba ia
menarik paksa celana dalamku dan BH-ku pun dilucuti. Kubiarkan dia
berkreasi sendiri, tampak wajahnya masih tegang tapi tidak setegang tadi
malam dan ia pun mulai tidak sopan kepadaku, ah biarlah. Aku didorong
hingga telentang, dan ia pun langsung menindihku. Dicobanya memasukkan
burung kecil itu ke dalam kemaluanku, namun berkali-kali ia tidak
berhasil. Ia pun semakin penasaran, ah suami kecilku ini mesti banyak
belajar dariku.
Kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku dan ia pun
menggesek-gesekkannya. Terasa nafsuku merasuk ke sekujur tubuhku, kini
penantianku tadi malam hampir tercapai dan ah nikmat sekali, suami
kecilku bisa memuaskanku kali ini. Dengan cepat aku bangun dan kuhampiri
burung kecil yang masih menantang itu, kuhisap dalam-dalam, dia pun
mengerang kenikmatan dan terus menerus kuhisap hingga badannya bergetar
dan lagi-lagi air liur burung kecil yang hangat itu menjadi bagian dari
dagingku. Hari sudah terang, dan segera kami mandi air hangat
bersama-sama. Aku merasa puas dan Alex hanya diam saja, entah apa yang
dipikirkan. Menyesalkah? aku tidak tanya. Kenyataannya kisah ini masih
berlangsung, sekarang Alex sudah SMA dan masih tetap dalam bimbinganku.
Pagi harinya bapaknya Alex (yang juga suamiku) datang dan dengan tanpa
menaruh curiga sedikitpun. Ini adalah pengalaman pertamaku dengan burung
muda.